Wednesday, April 15, 2009

Quran & Teknologi : Besi

Oleh: Drs. Irfan Anshory, M.Sc

Dan Kami menurunkan besi, padanya ada kekuatan yang hebat serta berbagai manfaat untuk manusia.

(Al-Qur’an, Surat Al-Hadid 25)

iron-man-final-suit-thumb

ADA SATU Surat dalam Al-Qur’an yang memakai nama logam, yaitu Surat Al-Hadid, artinya “besi”. Itulah sebabnya tepat sekali masjid di kompleks Krakatau Steel di Cilegon bernama Masjid Al-Hadid. Siapakah di antara kita yang tidak mengenal besi? Logam yang paling populer, dengan nama Latin ferrum dan lambang kimia Fe.

Dalam Surat Al-Hadid ayat 25, Allah berfirman: wa anzalnaa 1-hadiid. Meskipun kata anzal sangat jelas artinya, yaitu “menurunkan”, banyak penafsir Al-Qur’an yang ragu-ragu menerjemahkan anzalanzal biasanya “air” (anzalnaa l-maa’) atau “kitab” (anzalnaa I-kitaab). Nah, sekarang besi. Kalau diterjemahkan “Dan Kami menurunkan besi”, tentu harus dijelaskan bagaimana peristiwa “turunnya” besi itu. Bukankah besi itu hasil pengolahan bijih besi dari dalam tanah, bukannya jatuh dari atas? Mengapa Allah menggunakan kata anzal (”turun”)? dalam ayat ini. Sebab, yang banyak dijelaskan oleh Allah dengan memakai kata

Abdullah Yusuf Ali, dalam tafsirnya The Holy Qur’an, menerjemahkannya “And We sent down iron“, lalu dalam catatan kaki diterangkan: sent down, in the sense of revealed to man the use of certain things. Jadi, kata Yusuf Ali, yang diturunkan itu bukan logam besinya tetapi kegunaannya. Terjemahan Qur’an dari Departemen Agama Republik Indonesia berbunyi: “Dan Kami ciptakan besi“. Tidak berani rupanya para ulama Depag itu menerjemahkannya secara benar: “Dan Kami menurunkan besi“.

Sintesis Besi

Informasi Allah mengenai besi yang diwahyukan pada abad ke-7 baru dapat dipahami oleh para ilmuwan pada abad ke-20! Baru sekarang para ilmuwan mengetahui bahwa besi di bumi ternyata memang turun dari langit, sebab besi tercipta pada bintang-bintang melalui proses nukleosintesis. Ketika bintang-bintang itu mati (padam) lantaran kehabisan bahan bakar hidrogen, besi itu (bersama unsur-unsur yang lain) dihamburkan ke ruang angkasa.

Tatasurya kita, termasuk planet Bumi, terbentuk dari awan gas dan partikel debu sisa-sisa bintang yang menjadi rekat akibat rotasi. Unsur terbanyak yang menyusun bumi ini adalah besi yang turun dari langit! Itulah sebabnya besi disebutkan secara khusus oleh Allah SWT. Bumi kita yang bermassa 6 x 1021 ton ini terbangun dari 35% besi (Fe), 26% oksigen (O), 13% silikon (Si), 10% magnesium (Mg), 4% nikel (Ni), dan sisanya unsur-unsur yang lain.

Bumi kita mempunyai jari-jari (radius) 6378 km. Lapisan paling atas adalah “kulit bumi” (earth’s crust) yang tipis, hanya sedalam 25-90 km di kawasan daratan dan 6-11 km di kawasan samudera. Di lapisan kulit bumi, besi (Fe) cuma unsur peringkat empat terbanyak sesudah oksigen (O), silikon (Si) dan aluminium (Al). Di bawah kulit bumi ada lapisan “selimut bumi” (earth’s mantle), kemudian paling bawah ada lapisan “pusat bumi” (earth’s core) yang berjari-jari 3470 km. Nah, pusat bumi tersusun dari 90% besi (Fe), sisanya nikel (Ni) dan belerang (S).

Fungsi Besi

Apa fungsi besi di pusat bumi? Hal ini dijelaskan oleh Allah sendiri dalam kalimat selanjutnya dalam Al-Hadid 25: fiihi ba’sun syadiid (”padanya ada kekuatan yang hebat”). Besi di pusat bumi itu menimbulkan kekuatan yang hebat berupa medan magnet dan tarikan gravitasi. Bukankah kita sering menyaksikan betapa “setia”nya jarum magnet menunjuk ke utara dan ke selatan, tak bisa diputar-belokkan.

Akibat tarikan gravitasi yang besarnya sangat optimal, yaitu 9,78 m/s2 di permukaan bumi, kita mampu berjalan dengan santai. Inilah salah satu manifestasi sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih) dari Sang Pencipta kepada seluruh makhluk-Nya di permukaan bumi. Bayangkan jika seandainya kadar besi di pusat bumi terlampau sedikit, tentu manusia lulumpatan jiga bangkong!

Manfaat Besi

Kalimat selanjutnya pada Al-Hadid 25: wa manaafi’u li n-naas (”serta berbagai manfaat untuk manusia”). Manfaat yang perlu disebutkan paling dahulu (sebab manusia sering lupa) adalah bahwa besi merupakan salah satu unsur yang membangun hemoglobin, protein dalam darah yang berfungsi mengikat oksigen yang kita hirup dari udara (atmosfer). Ketika oksigen masuk ke paru-paru kita, oksigen itu segera ditangkap oleh besi dalam hemoglobin, kemudian didistribusikan oleh darah ke seluruh sel-sel dalam tubuh kita untuk proses metabolisme. Jelas sekali, ternyata melalui besi Allah memelihara kelangsungan hidup kita!

Jika dalam tubuh kita ion besi atau Fe(2+) cuma sedikit, tentu sedikit pula kandungan hemoglobin dalam darah, dan hal ini sangat mengganggu kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh. Inilah yang disebut iron-deficiency anemia atau “kurang darah”.

Manfaat besi dalam kehidupan masyarakat banyak sudah sama-sama kita ketahui. Besi merupakan logam yang paling penting sepanjang sejarah umat manusia sejak peradaban Mesopotamia purba sampai sekarang. Tidak ada logam lain yang jumlah pemakaiannya melebihi besi. Dewasa ini besi merupakan tulang punggung peradaban modern: gedung pencakar langit, jembatan, peralatan kendaraan, senjata, alat pertanian, pipa saluran, dan segala jenis mesin. Tidaklah mengherankan jika produksi besi di seluruh dunia mencapai lebih dari satu miliar ton setiap tahun!

Besi Unsur Tengah

Ada lagi hal yang menarik mengenai Surat Al-Hadid. Ketika Surat-surat dalam Al-Qur’an disusun oleh Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril menyuruh Junjungan kita itu supaya menempatkan Surat Al-Hadid sebagai Surat tengah-tengah, yaitu Surat ke-57 dari 114 Surat!

Baru pada abad ke-20 para ilmuwan mengetahui bahwa besi ternyata memang unsur tengah-tengah. Sebagaimana telah kita bahas, bagian tengah (pusat) bumi kita tersusun oleh besi. Ketika para ilmuwan, dengan dipelopori Dmitri Ivanovich Mendeleyef, menyusun unsur-unsur kimia dalam sistem periodik, besi terletak di baris tengah (periode keempat dari tujuh periode). Dalam jajaran unsur-unsur transisi periode keempat pun, ternyata besi terletak di tengah-tengah.

Kemudian, jika kita menghitung kata “Allah” dari awal Surat Al-Hadid sampai ayat 25 (yang mengandung kata hadid), ternyata kata “Allah” muncul 26 kali, sesuai dengan nomor atom besi (jumlah proton dalam inti atom besi). Subhanallah!

Semua data dan fakta ini merupakan salah satu bukti bahwa ayat-ayat Kauni (hukum-hukum Allah di jagat raya) bersesuaian dengan ayat-ayat Qur’ani. Baik ayat Kauni maupun Qur’ani kedua-duanya merupakan Aturan dari Sang Pencipta Alam Semesta. Sungguh Maha Benar firman Allah: “Akan Kami perlihatkan kepada manusia ayat-ayat Kami di seluruh ufuk jagat raya serta dalam diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Qur’an itu benar (haqq).” (Surah Fushshilat 53).***

Monday, April 13, 2009

Utamakan Apa Yang Utama ?

“Hiduplah kamu di dunia seolah-olah kamu ini orang Asing atau pengembara di sebuah perjalanan” - Riwayat al-Bukhari
Rasulullah SAW mengingatkan kita bahawa kehidupan ini adalah pengembaraan. Dunia adalah tempat persinggahan. Kita datang dari alam lain dan sedang menuju kembali kepadanya. Maka di dalam kembara ini, Kita perlu menyediakan bekalan dengan bijak.


Utamakan Yang Utama sangat bergantung kepada sistem nilai kita. Sistem nilai yang menentukan apakah yang berharga dan apakah yang tidak berharga dalam hidup ini. Perkara yang berharga diberikan keutamaan, manakala perkara yang kurang berharga boleh diketepikan.
Contoh mudah bila kita hedak memindah pelbagai saiz u batu di dalam sebuah bekas lain.
Sekiranya dimulakan dengan memasukkan pasir, kemudian batu kecil dan akhirnya batu besar… Pasti tidak semua dapat dimasukkan sepenuhnya. Ada batu besar yang perlu dikorbankan, mesti ditinggalkan.
Jika bekas itu diibaratkan masa yang kita ada seharian, maka kita isikan ia dengan pasir, batu kecil dan akhirnya batu besar… malang sekali batu besar itu tidak semua dapat dimasukkan. Ada batu besar yang perlu dikorbankan, mesti ditinggalkan.
Bagaimana jika batu besar itu ialah melawat ibu di kampung yang tidak sihat? Bagaimana jika batu besar itu ialah Majlis ilmu? Bagaimana jika batu besar itu Solat Jemaah di Masjid, atau Program Jemaah, atau kemasysrakatan, atau riadah untuk kesihatan ?
Batu besar mana yang bakal kita korbankan, jika tidak semua batu besar mampu masuk ke bekas masa yang ada?
Batu besar, batu kecil, pasir dan air!
Ya, jika bekas air dan masa diisi dengan Utamakan Apa Yang Utama, semua batu besar dapat dimasukkan. Pasir dan batu kecil mampu masuk dan mencelah. Malah air dapat juga diisi untuk memampatkannya.
Hidup kita dan masa yang ada, adalah seumpama bekas air. Mengisinya harus dengan batu besar sebelum batu kecil.
Apakah yang membesar dan mengecilkan batu itu?
Itulah NILAI. Jika kita menganggap majlis ilmu dan solat berjemaah itu sebagai kurang bernilai, maka ia akan diwakilkan oleh batu kecil ke bekas masa.
Apa yang besar? Menonton movie ? hobi ? membeli belah? Apa yang bernilai dalam hidup anda ini? Penentuan nilai kita, adalah pada cara kita melihat kehidupan.
Akhirat mengajar kita membuat penilaian terhadap setiap satu kebajikan dan kebaikan di dunia. Akhirat juga memberi amaran kepada kita terhadap setiap satu kejahatan dan dosa kedurhakaan.
Kerana itulah, perkara-perkara yang susah dan rumit dalam hidup ini, Nabi SAW kaitkan ia dengan Allah dan Akhirat.
Mahu berkata-kata. Kata sahajalah apa yang ingin dikata. Tidak kering air liur, tidak bengkak gusi menanggung. Ada kata jadi pahala, banyak kata jadi dosa. Yakin pada balasan Akhirat, menjadikan seorang warga dunia berhati-hati memilih kata. Nyatakan yang baik-baik, atau diam sahaja. Diam mulut dari bercakap, diam tangan dari menyiar idea.